Orang yang dekat denganmu tiba-tiba menghilang tanpa penjelasan? Tidak ada lagi pesan, telepon, atau bahkan interaksi di media sosial? Mungkin kamu sedang menjadi korban ghosting!
Eitsss… Maksudnya bukan hantu-hantu di film, ya. Tapi, ghosting yang kami maksud berarti situasi di mana seseorang menarik dirinya sendiri dari hidup kamu dan mengakhiri komunikasi dengan kamu tanpa penjelasan sehingga hubungan kalian pun berakhir. Biasanya hal ini banyak terjadi pada orang-orang yang sedang dalam tahap PDKT, nih, alias pendekatan!
Jadi, apa yang harus dilakukan? Ternyata jawabannya ada banyak tapi pastinya bukan exorcist atau upacara pengusiran hantu, ya… Coba, deh, beberapa cara di bawah ini!
Menjadi korban ghosting itu sakit, jadi terima dulu rasa sakitnya. Tapi, jangan menyalahkan diri sendiri, ya! Ghosting menunjukkan kualitas perilaku dan karakter seseorang yang melakukannya, bukan semata-mata menunjukkan kelemahan dan kesalahan kamu. Lalu, untuk apa sibuk hanya menyalahkan diri sendiri? Let go and move on…
Jangan terus mencoba untuk melakukan kontak. Pelaku ghosting berarti tidak ingin terlibat lagi denganmu. Jadi, daripada membuang waktu, lebih baik biarkan saja dan gunakan waktu untuk hal-hal menyenangkan lainnya.
Evaluasi perilaku dan batasan yang dibuat. Mungkin pelaku ghosting tersebut telah mencoba untuk menyampaikan keresahannya? Mungkin kamu terlalu membuka diri? Mungkin kamu terlalu menjaga jarak? Tapi, ingat! Lakukan evaluasi dengan objektif dan demi masa depan yang lebih baik, bukan untuk menyalahkan diri sendiri dan malah menyesali masa lalu.
Jangan mengisolasi diri. Lakukan saja hal yang kamu suka dan temui orang-orang yang masih bertahan di sisimu. Misalnya jalan-jalan dengan teman, nonton film, makan berbagai makanan enak, atau baca buku dan bersantai di rumah. Masih banyak orang yang menyayangimu. Jadi, yuk, berbahagia bersama mereka!
“Someone disappearing on you doesn’t reflect your worth. It reflects their fear of being seen.”
Yakinlah bahwa banyak hal yang bisa dilakukan untuk bangkit dan menjalani hidup yang lebih baik meskipun tidak ada ‘dia’ dalam hidupmu. Namun, jika kamu merasa membutuhkan bantuan, jangan ragu untuk bercerita atau menghubungi pihak kesehatan mental profesional. Bagaimanapun ghosting mampu menimbulkan rasa sakit yang nyata dan kamu tidak wajib menanggungnya sendirian.
I Am Okay, Are You?
Penulis : Khairunnisa Fahira Dumbi
Desain oleh : Nanda Luthfiah
Editor : Muthia Nida
Referensi:
- Barth, D. (2017). 6 ways to deal with the pain of being ghosted. Retrieved from https://www.psychologytoday.com/
us/blog/the-couch/201705/6-ways-deal-the-pain-being-ghosted - Lancer, D. (2020). Were you ghosted? learn why—and how to respond when it happens. Retrieved from https://www.psychologytoday.com/
us/blog/toxic-relationships/202001/were-you-ghosted-learn-why-and-how-respond-when-it-happens - McQuillan, S. (2020). Ghosting: What it is, why it hurts, and what you can do about it. Retrieved from https://www.psycom.net/what-is-ghosting