I Am Okay Indonesia

Deretan Alasan Psikologis Kenapa BTS Meal Laku Keras: Bukan Cuma Soal Konformitas

Resmi dijual 9 Juni lalu, BTS Meal yang merupakan menu terbatas hasil kolaborasi McDonald’s dan BTS sukses laku keras. Padahal menu yang disajikan adalah menu lama. Lalu, kenapa sekarang menjadi laku keras? Apakah karena rasa, harga, atau karena BTS nya? Menurut teori psikologi sih, ada beberapa alasan selain rasa dan harga.

Social Identity Theory: “I’m Part of Them”

Sudah bukan menjadi rahasia umum kalau selebriti memiliki nama khusus bagi para fansnya. Contohnya adalah ARMY yang merupakan sebutan bagi fans BTS. Menurut social identity theory, nama ini membuat seseorang merasa menjadi bagian dari suatu kelompok. Meskipun kamu tidak mendaftar langsung sebagai anggota ARMY, hanya dengan mendeklarasikan dirimu sebagai fans BTS maka otomatis kamu telah menjadi bagian dari ARMY. Semakin lama kamu menjadi fans mereka dan semakin sering pula mengikuti kegiatan mereka, kamu akan memiliki hubungan yang lebih kuat sebagai bagian dari ARMY. Kuatnya identitas kelompok ini membuat setiap anggotanya bersedia melakukan banyak hal demi kelompok. Sebagai salah satu kelompok fans terbesar dan terkuat saat ini, tidak heran jika ARMY kompak membeli BTS Meal. Kemasan berwarna ungu juga sesuai dengan teori social identity theory, loh, di mana warna tersebut menjadi “tanda khas” BTS sehingga merupakan penanda pula bagi ARMY. 

Layaknya ketika kamu menggunakan name tag, memiliki barang berwarna ungu pun juga menimbulkan kesan serupa, yaitu “aku adalah ARMY, BTS adalah idolaku.”

Layaknya ketika kamu menggunakan name tag, memiliki barang berwarna ungu pun juga menimbulkan kesan serupa, yaitu “aku adalah ARMY, BTS adalah idolaku.” 

Hubungan Parasosial: “Layar Televisi Bukan Penghalang”

Kamu merasa dekat dengan idolamu? Merasa bahwa mereka peduli padamu dan sering melakukan banyak hal demi dirimu? Nah, fenomena inilah yang disebut dengan hubungan parasosial, yaitu hubungan emosional kuat yang terjadi antara 2 pihak ketika salah satu pihak merasakan hubungan yang benar-benar nyata. Sama seperti BTS Meal yang didominasi oleh para ARMY, kita tidak bisa menyangkal bahwa sangat mungkin para fans BTS membeli BTS Meal karena mereka merasa sangat dekat dan ingin mendukung boyband favorit mereka tersebut. Tapi, tidak ada salahnya kok mendukung idola sendiri. Asal tidak berlebihan, ya!

Konformitas dan FOMO: “Mereka Beli, Aku Juga Beli, Ah!”

Tapi kan, tidak semua orang yang membeli BTS Meal adalah ARMY. Tidak semua anggota ARMY pun memiliki perasaan dan loyalitas yang sama. Jadi, social identity theory dan hubungan parasosial saja tidak cukup dong, untuk menjelaskan fenomena ini? Oh, tentu. Masih ada kemungkinan lain, yaitu konformitas dan fear of missing out (FOMO) atau perasaan takut “tertinggal”. Mengingat bahwa BTS adalah salah satu artis terpopuler saat ini, maka perilisan kolaborasinya dengan McDonald’s sudah pasti menjadi momen yang sangat ditunggu. Bayangkan kalau semua orang di sekitarmu membeli BTS Meal, Instagram pribadimu penuh dengan postingan teman-teman yang membeli BTS Meal, dan media massa ramai-ramai melaporkan tentang pembelian BTS Meal. Apa yang kamu rasakan? Wajar jika kamu juga menjadi penasaran dan ingin ikut membelinya.

Apapun alasannya, BTS Meal memang dibuat untuk menarik pembeli. Jadi, tidak ada yang salah kalau kamu membelinya. Tapi, karena saat ini kita sedang mengalami pandemi COVID-19, alangkah baiknya untuk memilih waktu dan strategi yang tepat agar tidak melanggar protokol kesehatan. Jangan lupa juga untuk mengimbanginya dengan konsumsi makanan sehat, ya!

Desain oleh: Nanda Luthfiah
Penulis: Khairunnisa Fahira Dumbi
Editor: Nida Zhafira

Referensi:

  1. Detik Finance. (2021, June 10). Kok Bisa Sih BTS Meal Heboh Banget? Begini Penjelasan Pakar. https://finance.detik.com /berita-ekonomi-bisnis/d-5600614 /kok-bisa-sih-bts-meal- heboh-banget-begini-penjelasan-pakar
  2. Find a Psychologist. (2021). Parasocial Relationships: The Nature of Celebrity Fascinations. https://www.findapsychologist.org /parasocial-relationships -the-nature-of-celebrity-fascinations/
  3. McLeod, S. (2019). Social Identity Theory. Simply Psychology. https://www.simplypsychology.org /social-identity-theory.html
I Am Okay
I Am Okay merupakan wadah kolaborasi sosial berbentuk kampanye edukasi pentingnya kesehatan mental bagi remaja Indonesia.