Semakin berkembangnya zaman, kita tentu semakin mengenal lebih banyak istilah-istilah gaul yang diciptakan untuk merepresentasikan suatu perbuatan atau kejadian. Salah satu yang pasti sudah sering kalian dengar adalah istilah ghosting. Fellas, sebenarnya ghosting itu apa, sih? Jadi korban ghosting kenapa semenyakitkan itu, ya? Untuk tau serba-serbi bahasa gaul yang satu ini, yuk simak artikelnya sampai habis!
Mengenal Istilah Ghosting
Ghosting menjadi kata gaul yang sering dipakai akhir-akhir ini. Singkatnya, istilah ghosting diberikan kepada perbuatan mengakhirkan suatu komunikasi atau hubungan tanpa sebab. Perbuatan ghosting biasanya dirasakan dalam suatu hubungan percintaan, khususnya pada periode PDKT (pendekatan).
Nyatanya, perilaku ini dapat terjadi pada setiap hubungan lho, fellas! Semakin maraknya aplikasi kencan online menjadi salah satu penyebab yang membuat fenomena ghosting semakin gampang terjadi.
Fakta bahwa perilaku ini hanya dilakukan atas persetujuan satu belah pihak membuat pihak sebaliknya sering merasa sangat dirugikan. Menjadi korban ghosting memberikan efek yang berbeda-beda pada setiap orang.
Beberapa individu dapat bersikap acuh ketika menjadi korban ghosting, tetapi sebagian besar lain menganggap menjadi korban ghosting merupakan suatu hal tidak termaafkan yang dapat berujung pada stres dan depresi. Terlebih untuk seseorang yang sudah menaruh harapan besar pada sebuah hubungan, ghosting dapat menjadi hal yang sangat mematahkan hati. Duh, semoga kamu bukan salah satu dari pelaku ghosting, ya. Kalau kamu merupakan korban ghosting, semoga lukamu segera terobati ya, fellas!
Mengapa Orang-Orang Melakukan Ghosting?
Menjadi korban ghosting sejatinya merupakan hal yang sangat membingungkan karena kita tidak tahu apakah hubungan yang sedang kita jalani benar-benar berakhir? Selain itu, kita juga merasa clueless akan sebab pasti mengapa kita ditinggalkan. Hal seperti ini seringkali menimbulkan kekhawatiran pada para korban ghosting yang mengharuskan mereka menerka-nerka kesalahan yang membuat mereka ditinggalkan. Sebenarnya kenapa ya dia ninggalin aku? Apa aku pernah bikin kecewa? Atau jangan-jangan aku jelek? Perilaku seperti ini tak jarang berujung pada self blaming. Namun, menjadi orang yang ditinggalkan tak melulu karena kamu melakukan kesalahan, ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan seseorang melakukan perilaku ghosting, diantaranya:
- Takut
Rasa takut dapat menyebabkan seseorang meninggalkan suatu hubungan tanpa sebab yang jelas. Seseorang mungkin saja meninggalkan suatu hubungan karena merasa takut untuk menjalani suatu hubungan, namun dia tidak pandai mencari cara untuk mengakhiri hubungan tersebut.
- Menghindari konflik
Seseorang juga dapat melakukan ghosting karena alasan ingin menghindari konflik. Seperti yang kita tahu, hubungan sosial yang kita jalani pasti tak selalu berjalan mulus. Suatu hubungan bahkan dapat dikatakan toxic ketika membawa pengaruh buruk bagi individu yang menjalankan hubungan tersebut. Mengakhiri hubungan yang toxic seringkali menjadi pilihan untuk memperbaiki kualitas hidup seseorang. Sayangnya, banyak orang yang berpikir bahwa mengomunikasikan perpisahan akan berujung konflik. Oleh karena itu, mereka memilih meninggalkan secara tiba-tiba untuk menghindari terjadinya konflik tersebut.
- Self-care
Saat terjebak dalam suatu hubungan yang memberikan dampak negatif bagi hidupmu, memutuskan suatu hubungan terkadang menjadi satu-satunya jalan keluar untuk mencapai kesejahteraan hidup. Hal tersebutlah yang kerap kali menjadi alasan suatu individu untuk melakukan ghosting.
Tips Untuk Kamu yang Dighosting
Walaupun dighosting merupakan suatu hal yang menyakitkan, kamu tetap tak boleh kehilangan arah, fellas. Berikut beberapa tips yang dapat kamu perhatikan ketika kamu sedang dighosting.
- Evaluasi
Hal pertama yang perlu kamu lakukan ketika kamu ditinggalkan tanpa sebab adalah evaluasi. Cobalah evaluasi hal-hal yang ada di dalam hubunganmu. Boleh jadi, kamu pernah melakukan kesalahan yang menyakiti hati pasanganmu dan membuat dia meninggalkanmu tanpa sebab.
- Komunikasi
Kalimat bahwa komunikasi merupakan kunci suatu hubungan dapat dibenarkan dalam konteks ghosting ini. Ketika kamu telah melakukan evaluasi terhadap hubungan yang kamu jalani, cobalah lakukan komunikasi dua arah bersama pasanganmu. Karena kamu sedang dighosting, maka pada posisi ini kamu tidak boleh gengsi untuk menghubungi pasanganmu duluan. Tanyakan alasan yang membuat dia melakukan ghosting terhadapmu. Komunikasi dua arah akan menghindarkanmu dari overthinking, prasangka buruk, serta akan memudahkanmu untuk mencari jalan keluar yang tepat.
- Jangan rendahkan harga dirimu
Selain dua poin sebelumnya, hal yang perlu kamu perhatikan selanjutnya adalah harga dirimu. Menjadi korban ghosting seringkali membuat banyak individu menjadi pasrah dan bersedia melakukan apa saja untuk mengembalikan hubungannya. Padahal, bersikap seperti itu tidak menjamin membaiknya suatu hubungan dan justru dapat membuat harga dirimu direndahkan.
- Tingkatkan value dirimu
Selaras dengan poin sebelumnya, dibandingkan harus merendahkan harga dirimu, hal terbaik yang harus kamu lakukan ketika menjadi korban ghosting adalah meningkatkan value dirimu. Saat kamu sadar bahwa orang meninggalkanmu bukan karena kesalahanmu, kamu seharusnya tidak perlu khawatir.
Cukup tingkatkan value dirimu dan yakinlah pengganti terbaik untukmu akan datang di waktu yang terbaik.Nah, itu dia fellas serba-serbi dari perilaku ghosting. So, kalau kamu dighosting jangan pusing, karena harga dirimu lebih penting!
Penulis: azmihhanifa
Editor: Noor Faa’izah
Desain: Hemal
SEO Editor: Hafizh
Rerefensi:
- N.N. (2019, Maret 04). What Is Ghosting, Why Does It Happen, and What Can You Do to Move Past It?. Healthline. https://www.healthline.com/health/ghosting
- N.N. N.D. Ghosting. Psychology Today. https://www.psychologytoday.com/intl/basics/ghosting