I Am Okay Indonesia

Fetishtic Disorder: Daya Tarik Seksual yang Tidak Wajar?

Gangguan fetishtic adalah ketertarikan seksual secara intens baik pada benda mati atau pada bagian tubuh yang sebenarnya tidak dipandang sebagai seksual

Gangguan fetishtic adalah ketertarikan seksual secara intens baik pada benda mati atau pada bagian tubuh yang sebenarnya tidak dipandang sebagai seksual, dan ditambah dengan adanya penderitaan atau gangguan yang signifikan secara klinis.

Gairah fetishtic dapat menjadi masalah ketika mengganggu fungsi seksual atau sosial yang normal, atau ketika gairah seksual tidak mungkin tanpa objek fetish.

Menurut DSM-5 , gangguan fetishtic ditandai sebagai suatu kondisi di mana ada penggunaan atau ketergantungan yang terus-menerus dan berulang-ulang pada benda-benda mati (seperti pakaian dalam atau sepatu hak tinggi) atau fokus yang sangat spesifik pada bagian tubuh (seperti kaki) untuk mencapai gairah seksual. 

Objek fetish umum termasuk pakaian dalam, alas kaki, sarung tangan, barang karet, dan pakaian kulit. Sedangkan, bagian tubuh yang terkait termasuk kaki, jari kaki, dan rambut. fetishist biasanya memegang, menggosok, merasakan, atau mencium objek fetish untuk kepuasan seksual atau meminta pasangannya untuk memakai objek tersebut selama hubungan seksual.

Dalam DSM-5 dijelaskan bahwa gangguan fetishtic lebih banyak terjadi pada pria daripada wanita. Fetish jarang berkembang menjadi pelanggaran yang merugikan, tetapi akhir-akhir ini beberapa kali kasus ditemukan seperti kasus “Gilang Bungkus” yang memiliki fetish jempol kaki dan kain yang kemudian merugikan korban karena beliau memaksa orang lain untuk mengirimkan foto tersebut. Pelanggaran lainnya yaitu seperti pencurian (pakaian dalam) atau memotong rambut dari korban. 

JENIS FETISH

Fetish benda mati dapat dikategorikan menjadi dua jenis: fetish bentuk dan fetish media. Dalam sebuah fetish bentuk, bentuk objek itu penting, seperti sepatu hak tinggi. Dalam fetish media, bahan objek, seperti sutra atau kulit, penting. Fetisisme objek mati sering mengumpulkan objek yang mereka sukai.

KAPAN FETISISTIK DIKATAKAN GANGGUAN?

Fetish tidak dapat dikatakan gangguan kecuali perilaku fetishtic menyebabkan kerugian negatif yang signifikan atau tekanan psikososial bagi individu. Jika fetish itu menyebabkan tekanan yang signifikan, itu akan didiagnosis sebagai parafilia dalam Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM-5).

PENYEBAB

Seorang professor, Mark D. Griffiths Ph.D. mengatakan, Penelitian psikologis menunjukkan bahwa banyak fetish muncul dari pengalaman dimasa kanak-kanak atau remaja, misalnya gairah seksual dipasangkan dengan bagian tubuh non-seksual.

Beberapa penyebab fetish lainnya yaitu, traumatis, penolakan terhadap lawan jenis dan menyalurkannya ke tempat lain, seperti benda milik orang yang terikat secara emosional. Pada laki-laki, gangguan fetisistik dapat berasal dari keraguan tentang kejantanan sendiri, potensi, atau ketakutan akan penolakan dan penghinaan. Beberapa fetish juga dapat disebabkan secara biologis, seperti pada orang yang fetishnya disebabkan oleh kondisi seperti epilepsi lobus temporal.

Salah satu contohnya seperti gairah seksual dipasangkan dengan bagian tubuh non-seksual.
Salah satu contohnya seperti gairah seksual dipasangkan dengan bagian tubuh non-seksual.

GEJALA

Kriteria gejala untuk gangguan fetishtic, seperti yang dituliskan dalam DSM-5 , meliputi:

1.  Memiliki fantasia tau dorongan secara seksual yang melibatkan benda-benda mati (seperti pakaian dalam dan sepatu wanita) atau fokus yang sangat spesifik pada bagian tubuh non-genital.

2.  Fantasi atau dorongan seksual tersebut menyebabkan penderitaan yang signifikan atau mengganggu fungsi sosial, pekerjaan, atau pribadi.

PENGOBATAN

Sejauh ini pengobatan efektif untuk gangguan fetishtic biasanya bersifat jangka panjang. Salah satu pengobatan yang berhasil menurut DSM-5 adalah berbagai bentuk terapi perilaku kognitif  serta terapi obat (seperti SSRI atau terapi deprivasi androgen).


Desain oleh: Farah Shalihah
Penulis: Chandadya Salsabila
Editor: Muthia Nida

Referensi:

  1. Griffiths, Mark D. (2014). Survival of the Fetish. A brief overview of unusual sexual behaviors. Psychology Today. Diakses pada 9 juni 2021 melalui https://www.psychologytoday.com /us/blog/in-excess/201401 /survival-the-fetish
  2. Psychology Today. (2019). Fetishistic Disorder. Diakses pada 9 juni 2021 melalui  https://www.psychologytoday.com /us/conditions/fetishistic-disorder
I Am Okay
I Am Okay merupakan wadah kolaborasi sosial berbentuk kampanye edukasi pentingnya kesehatan mental bagi remaja Indonesia.