Sudah 1 tahun pandemi merebak di Indonesia dan mempengaruhi proses belajarnya di kuliah, tapi Sasa masih sulit beradaptasi. Performa akademiknya terus menurun sehingga ia sulit kembali percaya diri. Ia bingung kenapa terus-menerus mengulang kesalahan yang sama sehingga tidak bisa membuat peningkatan. Apa yang bisa Sasa lakukan untuk mengatasi hal ini, ya?
Kalau kamu seperti Sasa, tenang, kamu tidak sendiri. Perubahan drastis yang mendadak dan kekhawatiran mungkin mengganggu proses belajar kita. Tapi, dengan strategi tertentu, kamu bisa menjadi master dari proses belajarmu sendiri, lho.
Mengenal Self Regulated Learning (SRL)
SRL adalah kemampuan mengendalikan aspek pembelajaran seseorang, dari perencanaan sampai evaluasi. Bahkan tidak hanya bermanfaat untuk diterapkan dalam konteks akademik, kamu juga bisa menerapkan SRL untuk belajar bahasa baru, menguasai alat musik baru, dan penguasaan skill dan pengetahuan lain. SRL tidak melibatkan bantuan dan arahan langsung dari guru atau pelatih sehingga pandemi menjadi kesempatan bagus untuk mencoba menerapkan strategi ini. SRL terdiri dari 3 fase. Yuk, simak ketiga fase tersebut!
1. FASE 1 : Fase Perencanaan
Di fase ini, waktunya kamu menentukan tujuan dan strategi untuk mencapainya serta membangun keyakinan bahwa kamu bisa melakukannya. Kamu juga perlu menulis apa manfaat positif dari tercapainya tujuan ini. Misalnya, Sasa ingin meraih nilai UTS minimal 80 agar ia dapat mempertahankan IP-nya. IP penting sebagai syarat menjadi asisten dosen mata kuliah favoritnya. Ia yakin target IP ini bisa dicapai karena tidak terlalu tinggi. Ia akan berusaha dengan belajar sebelum kelas mata kuliah ini dimulai.
2. FASE 2 : Fase Aksi
Waktunya kamu beraksi! Coba terapkan apa yang tadi sudah kamu rencanakan. Agar proses ini maksimal, kamu perlu memonitor dan menginstruksikan diri untuk melakukan rencana tadi. Untuk menerapkan ini, Sasa menggunakan form ceklis yang ia tandai setiap kali ia berhasil belajar sebelum kelas. Ia juga rutin menginstruksikan dirinya seperti “1 jam lagi kelas! Yuk buka bukunya dan mulai membaca. Sebentar kok, hanya sejam untuk mencapai target.”
3. FASE 3 : Fase Refleksi
Setelah rencana dijalankan, bagaimana hasilnya? Yuk, kita evaluasi dengan membandingkan hasil dengan sebelum kita menerapkan rencana ini. Sasa cukup senang karena ia merasa kembali memegang kendali atas proses belajarnya. Form ceklis tadi menjadi bukti konsistensinya berusaha. Meski begitu, sayangnya nilai UTS Sasa sedikit kurang dari target. Tapi, ia tetap bangga dengan dirinya dan semakin bersemangat untuk mencapai target awal. Setelah menimbang proses dan hasil belajarnya selama ini, Sasa memutuskan bahwa strategi tersebut sudah tepat. Hanya saja, kini ia memutuskan untuk mencoba metode pencatatan baru dengan harapan ia semakin paham materi tersebut.
Dengan 3 langkah tadi, kamu bisa menaklukan bahan pelajaran apapun yang kamu ingin untuk kuasai dan menjadi master dari proses belajarmu sendiri. Semangat!
Referensi: Moreno, R. (2010). Educational Psychology