I Am Okay Indonesia

Katanya, “Urusan Pacaran Itu Belakangan”. Emang Pacaran Beneran Gak Penting?

“Pacaran mah urusan nomor sekian.” Kamu pernah dengar orang-orang di sekitarmu berbicara seperti ini? Sekarang ini banyak orang yang menganggap bahwa pacaran hanya akan mengganggu kehidupan mereka. Alasannya pun bermacam-macam, seperti pernah merasakan langsung berada di hubungan yang tak sehat sebelumnya atau mengambil pelajaran dari hubungan orang lain yang membuat mereka bisa memiliki pandangan demikian. Ada pula orang yang beralasan bahwa ia sudah cukup nyaman untuk hanya berdiri sendiri tanpa ada pasangan yang mendampingi setiap perjalanan hidupnya.

Meskipun perasaan nyaman dan menerima diri sendiri apa adanya adalah hal yang penting, bukan berarti menjalin kasih alias pacaran itu beneran gak penting, lho. Apalagi kalau kamu sampai merendah orang ketika orang itu menunjukkan kebahagiaannya dengan sang pujaan hati. Jadinya bukan berbenah diri, tapi kamu justru bisa dirasuki rasa iri dengki jika keterusan, lho. Maka dari itu, kamu juga perlu tahu sebenarnya apa, sih, yang istimewa dari memiliki pacar yang menemani perjalanan hidup kita? Simak artikel ini baik-baik, ya!

Sekarang ini banyak orang yang menganggap bahwa pacaran hanya akan mengganggu kehidupan mereka karena alasan terhadap masalah pribadi.
Yuk, sama-sama kita buka pemikiran tentang pacaran agar tidak sembarang memberi penilaian buruk pada orang lain yang sedang dimabuk asmara.

Pacaran Itu Gak Penting Kalau Kamu Masih Memiliki Mindset Ini

Sama seperti yang sudah dibahas di awal, ada kelompok orang yang menganggap pacaran itu justru buang-buang waktu, tenaga, dan materi karena ia pernah tahu rasanya berada di hubungan yang tidak sehat. Orang yang memiliki pengalaman tak mengenakkan semacam itu akan merasa bahwa masa-masa yang ia habiskan bersama sang mantan adalah suatu kenangan buruk yang tidak ingin ia ulangi lagi. Gak melulu soal pasanganmu, kadang ketidakbahagiaan kamu ketika menjalin hubungan juga bisa datang dari dirimu sendiri, lho. Apalagi jika kamu masih memiliki dua pola pikir berikut ini.

1. Berada dalam sebuah hubungan bukan berarti kamu secara ajaib mengubah persepsimu tentang dirimu sendiri

Ini sama halnya dengan kita membutuhkan validitas dari orang lain untuk mengatakan bahwa kita memiliki ‘sesuatu’ yang lebih untuk meningkatkan kepercayaan diri kita. Berada dalam sebuah hubungan kasih memang berarti kamu harus sama-sama memiliki rasa saling melengkapi dan saling menerima. Tapi, hanya mengharapkan dan menunggu si dia untuk mengubah segala kekuranganmu adalah hal yang mustahil. Hanya kamu yang bisa melakukannya.

2. Kamu menuntut kebahagiaan dari pasanganmu

Sebenarnya salah satu alasan yang membuat seseorang menjalin hubungan adalah untuk menjadi lebih bahagia. Tapi, ingatlah kalau merasa bahagia ketika bersama pasangan dan bergantung pada pasangan untuk merasa lebih bahagia itu adalah dua hal yang berbeda. Berbagi cinta dan menuntut cinta merupakan persoalan yang berbeda. Kamu tidak bisa terus menerus bergantung pada pasanganmu atau bersamanya sepanjang hari untuk mendapatkan perasaan bahagia itu. Kembali lagi, kontrolnya ada pada dirimu sendiri.

Manfaat Berada pada Hubungan yang Sehat

Menjalin hubungan memang merupakan kebutuhan manusia. Kita merupakan makhluk sosial yang perlu berada di sekitar orang lain dalam hidup. Berbicara dalam konteks hubungan romantis, kualitas hubungan adalah kunci untuk membuatmu merasa lebih baik. Setelah sebelumnya kamu sudah mengetahui pola pikir apa yang salah dalam pacaran, kamu juga perlu tahu apa yang akan kamu dapatkan jika kamu berhasil membangun hubungan yang sehat.

Sebenarnya ada beragam manfaat yang bisa kamu dapatkan kalau mampu menciptakannya, seperti dari segi kesehatan mental, fisik, hingga bisa menyebabkan perubahan gaya hidup kamu menjadi lebih baik. Tetapi balik lagi, manfaat-manfaat tersebut bisa kamu dapatkan bukan dari adanya hubungan itu, tapi kamulah yang membuatnya menjadi lebih terasa istimewa.

Mengutip Psychology Today, ada sebuah perbedaan antara motivasi dengan mengontrol. Pasangan yang mendorong atau memberikan motivasi akan lebih menunjukkan perilaku suportif ketika kamu ingin melakukan sesuatu. Di sisi lain, ada yang salah mendefinisikan perilaku suportif itu dan pada akhirnya justru lebih mengarah pada kontrol terhadap pasangan. Penelitian juga menunjukkan bahwa seseorang akan lebih memungkinkan untuk mempertahankan hal-hal positif karena ada dorongan dari internal daripada eksternal. Jadi perlu diperhatikan mana yang benar-benar termasuk perilaku suportif dan mana yang mengontrol dari si dia, ya.

Gak Cuma Cinta Semata, Ada Banyak Hal yang Menentukan Kualitas Hubungan

Sama seperti kata orang, cinta saja tidak cukup. Terdapat banyak hal yang perlu dimiliki oleh dua belah pihak yang menjalin kasih agar hubungan mereka menjadi seperti simbiosis mutualisme seperti berikut ini.

  1. Rasa percaya. Saling mempercayai satu sama lain adalah hal yang gampang-gampang susah untuk dilakukan oleh setiap pasangan.
  2. Rasa saling menghormati. Pasangan tidak harus memiliki minat yang sama. Hal terpenting adalah memiliki rasa saling menghormati terhadap perbedaan itu.
  3. Rasa aman. Jika kamu tidak merasa aman ketika akan bertemu pasanganmu, bisa dipikirkan baik-baik, ya, untuk mendapatkan penyebabnya.
  4. Rasa bahagia. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, merasa bahagia ketika bersamanya dengan menggantungkan kebahagiaanmu hanya pada si dia adalah hal yang berbeda. Penting untuk memperhatikan hal ini, ya.
  5. Rasa saling menyukai satu sama lain. Maksudnya adalah kamu memiliki rasa untuk ingin tahu kesukaan pasanganmu, apa yang membuatnya tertawa hingga apa yang membuatnya sedih. Semua itu hanya bisa dilakukan jika kamu memiliki perasaan ini.
  6. Tidak membuatmu kehilangan jati diri. Sebelum dua insan menjadi ‘kita’, kamu adalah dirimu sendiri. Kamu tidak perlu mengubah jati dirimu hanya karena kamu kini menjalin hubungan dengan seseorang.
  7. Tetap memberimu kebebasan memilih. Menyertakan pasangan dalam pengambilan keputusan memang hal yang penting. Namun, hal ini sama dengan poin nomor 2 yaitu ada rasa saling menghormati.
  8. Komunikasi adalah kunci. Tanpa adanya komunikasi, pasangan akan dengan mudah untuk terjebak dalam kesalahpahaman. Komunikasi adalah segalanya ketika kamu menjalin hubungan dengan orang lain.

Gimana? Sudah tahu, kan, kalau pacaran itu juga punya banyak manfaat? Jangan jadikan pandangan orang lain tentang sebuah hubungan sebagai penghambatmu untuk mulai menjalin kasih. Tidak ada jaminan pasti sebuah hubungan akan berjalan baik tanpa kamu memulainya terlebih dahulu.

Penulis: Dwi Nantari
Editor: Nurul Malahayati
Desain: Zordy

Referensi:

  1. Santi, Josie. (2020, January 27). Why a Relationship Won’t Make You Happy (And What Actually Will). The Every Girl. https://theeverygirl.com/a-relationship -wont-make-you-happy/
  2. Greenberg, Melanie. (2016, December 22). Do Relationships Make Us Healthier and Happier?. Psychology Today. https://www.psychologytoday.com /us/blog/the-mindful-self-express /201612/do-relationships-make-us -healthier-and-happierNewsome, Teresa and Carolyn Steber. (2020, May 28).
  3. 11 Things That Are More Important Than Love In A Relationship, According To Experts. Bustle. https://www.bustle.com/articles /160467-11-things-that-are-more -important-than-love-in-a-relationship
I Am Okay
I Am Okay merupakan wadah kolaborasi sosial berbentuk kampanye edukasi pentingnya kesehatan mental bagi remaja Indonesia.