Hai, Fellas! Siapa di antara kalian yang sering menjadi tempat curhat? Sebagai makhluk sosial, sudah menjadi hal yang wajar kalau manusia saling bertukar cerita satu sama lain. Tapi, siapa, nih yang sering menjadi tempat curhat? Pernahkah kamu ikut terbawa emosi setiap mendengarkan curhatan orang lain? Kalau iya, kemungkinan besar kamu adalah seorang Emotional Sponge! Buat kalian yang baru mendengar istilah ini, akan kita kupas tuntas mengenai Emotional Sponge di artikel kali ini. I Am Okay juga punya tips untuk menjaga keseimbangan emosi, loh. Yuk, simak artikel berikut!
Apa Itu Emotional Sponge?
Emotional Sponge adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan seseorang yang mudah menyerap emosi dari sekeliling mereka. Orang dengan tipe kepribadian ini cenderung memiliki empati yang tinggi sehingga bisa merasakan seberapa dalam rasa sakit maupun kesedihan orang lain, terlebih lagi jika mereka memiliki pengalaman yang serupa. Dalam keadaan tertentu, mereka dapat menjadi sangat peka dan sensitif dengan emosi di sekitarnya.
Karakteristik dari orang yang mengalami emotional sponge yang pertama adalah sangat intuitif. Mereka akan sangat peka dan dapat dengan mudah mengetahui perasaan orang lain, bahkan tanpa diberitahu sekalipun. Karakteristik yang kedua adalah cenderung memprioritaskan orang lain melebihi dirinya sendiri. Selain itu, kepribadian ini selalu merasa bertanggung jawab atas kehidupan orang lain. Tak jarang mereka merasa bahwa masalah orang lain sebagai masalah mereka juga. Bagi mereka, membantu orang lain yang sedang kesusahan merupakan hal yang paling utama. Mereka akan merasa bersalah ketika tidak bisa membantu memberikan solusi atau menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi oleh orang lain.
Hal tersebut disebabkan oleh tingginya rasa empati yang dimiliki orang dengan kepribadian emotional sponge. Pada dasarnya, manusia dibekali dengan rasa empati agar dapat memahami orang lain. Akan tetapi, dalam keadaan tertentu kita harus mampu mengendalikan empati yang berlebihan agar tidak membawa dampak negatif bagi kondisi emosional diri kita sendiri, Fellas.
Apa Dampaknya jika menjadi Emotional Sponge?
Orang dengan empati yang tinggi biasanya menjadi tempat yang nyaman untuk diajak berkomunikasi, sehingga sering kali dijadikan tempat curhat. Tetapi, di balik kenyamanan tersebut rupanya tak jarang orang dengan tipe kepribadian emotional sponge justru merasa kewalahan secara emosional karena selalu turut menyerap emosi orang lain. Layaknya sebuah spons, apapun yang ada di sekitarnya dapat diserap dengan mudah, tak terkecuali emosi negatif. Orang dengan tipe kepribadian emotional sponge juga bisa menjadi lebih mudah marah, frustasi, sedih, maupun cemas setelah menyerap emosi yang dirasakan oleh orang di sekitarnya.
Emotional sponge memiliki dampak yang tidak baik untuk kesehatan mental. Dengan terus menerus menyerap emosi negatif dari orang lain, dapat berpotensi memicu datangnya serangan panik hingga depresi sekalipun. Terlebih bagi orang yang kesulitan dalam mengatur emosinya. Mereka akan terus merasa terbebani atas hal negatif yang dirasakan oleh orang lain hingga berdampak buruk pada diri sendiri. Oleh karenitu, jika kalian merupakan tipikal orang dengan sensitivitas tinggi dan mudah merasakan emosi orang lain. Sebaiknya mulai mencari tahu cara untuk menjaga keseimbangan emosi dengan baik.
Tips Menjaga Keseimbangan Emosi
1. Luangkan Waktu Sendiri
Setiap orang membutuhkan waktu menyendiri untuk menenangkan pikiran dan mengurangi tekanan emosional. Misalnya dengan melakukan me time seperti mendengarkan lagu, menonton film, atau membaca buku.
2. Berlatih Menerapkan Mindfulness
Sebelum berusaha membantu permasalahan orang lain, cobalah fokus pada perasaan diri sendiri saat ini. Belajar untuk mengabaikan pikiran yang memang tidak perlu untuk dipikirkan karena diri kita berhak untuk merasakan ketenangan dan kebahagiaan.
3. Membangun Batasan Diri
Sebagai orang dengan tingkat empati yang tinggi, kita harus mengenali batasan-batasan diri. Jangan sampai terlalu memaksakan apa yang memang tidak sanggup kita lakukan. Kita harus menyadari bahwa tidak semua hal bisa kita tangani. Oleh karena itu, kita harus mampu bersikap asertif dengan berani berkata “tidak” jika dirasa hal tersebut cukup memberatkan bagi kita.
4. Hindari Hal-Hal yang Toxic
Dengan kemampuan menyerap emosi yang dimiliki, sebaiknya batasi diri dengan menghindari orang-orang dan lingkungan yang berpotensi menularkan energi-energi negatif.
5. Melakukan Meditasi
Cara lain yang dapat dilakukan untuk menjaga keseimbangan emosi adalah dengan melakukan meditasi. Rutin melakukan meditasi dapat memberikan ketenangan bagi pikiran kita.Memiliki empati memang bukanlah hal yang salah. Namun, jangan sampai empati yang berlebih menjadi boomerang hingga kita menyerap semua emosi negatif yang menguras energi.
Penulis: Shellta Mallarangi
Editor: Aski
Desain: Riska
SEO Editor:
Referensi:
- Campbell, L. (2021, June 17). What is an empath and how do you know if you are one? Verywell Mind. Retrieved June 15, 2022, from https://www.verywellmind.com/what-is-an-empath-and-how-do-you-know-if-you-are-one-5119883
- Lo, I. (2020, March 15). Have you been used as an emotional sponge? Psychology Today. Retrieved June 15, 2022, from https://www.psychologytoday.com/us/blog/living-emotional-intensity/202003/have-you-been-used-emotional-sponge