Seiring dengan bertambahnya usia, tanggung jawab dan peran sosial yang harus dijalankan semakin berkembang. Setiap hari, kita selalu memikirkan strategi yang tepat agar bisa berjalan sesuai dengan apa yang kita harapkan. Namun, tak heran juga, tantangan pun bisa datang, bahkan di luar kemampuan kita. Ketika cara yang kita prioritaskan memiliki jawaban yang berbeda, perasaan dan pikiran yang negatif muncul dalam diri kita sehingga dapat memunculkan rasa kekhawatiran yang berlebih.
Kenapa sih, orang selalu diliputi pikiran dan perasaan negatif?
Berdasarkan teori terapi kognitif, ketika pikiran dan keyakinanmu penuh dengan rasa negatif, maka kamu akan sulit merasakan ketenangan dan mengendalikan emosimu. Terutama ada salah satu hormon yang sangat berperan dalam kondisi ini, yaitu hormon kortisol. Hormon ini akan aktif secara alami ketika dihadapkan dalam situasi yang membuat stres, genting, dan berbahaya, baik secara fisik maupun mental.
Bahkan, ada beberapa penyebab lainnya mengapa pikiran negatif dapat muncul, seperti:
- Memiliki rasa takut menghadapi masa depan
Orang yang merasakan ini selalu mengkhawatirkan masa depan dengan cara yang berlebihan serta membuang-buang waktu serta energinya untuk hal-hal yang kurang penting.
- Memiliki kecemasan menghadapi apa yang terjadi di masa kini
Orang yang merasakan ini selalu mengkhawatirkan skenario terburuk. Entah itu berpikiran negatif tentang orang lain, pekerjaan, atau kegiatan yang dilakukan sehari-hari.
- Merasa malu karena pernah memiliki masa lalu yang buruk
Orang yang merasakan ini suka mengingat kesalahan atau kegagalan yang pernah dialami.
Berdasarkan sudut pandang negativity bias, teori ini menjelaskan penyebab terjadinya pikiran negatif dapat timbul dalam diri kita, di antaranya seperti:
1) Kita terlalu mengingat perkataan-perkataan negatif yang dilontarkan orang lain
2) Kita terlalu merespons dan fokus terhadap informasi yang tidak menyenangkan
3) Terkadang juga, kita terlalu memikirkan peristiwa traumatis yang pernah dialami
Sehingga, perilaku seperti perfeksionis, stres berlebih, menyalahkan diri sendiri, sulit menerima keadaan muncul dalam hidup kita. Jika tidak ditangani lebih lanjut, maka akan mempengaruhi kondisi kesehatan mental kita dalam menghadapi berbagai macam situasi yang dihadapi setiap harinya.
Apa itu living in the present moment?[v]
Kata-kata sederhana untuk memahami konsep ini adalah present moment, yaitu “here” and “now,” yaitu kita menyadari bahwa kita hidup saat ini dan menyadari[w] kejadian saat ini. Kita akan fokus terhadap tindakan, sensasi, bahkan aktivitas yang sedang dijalani. Dalam arti, kita tidak terganggu dengan pengalaman masa lalu atau rasa khawatir di masa depan, tetapi pusat perhatiannya adalah “saat ini” dan “ada di sini.”
Menurut Myrko Thum, seorang penulis buku self-development asal Jerman, mengatakan bahwa menerapkan present moment itu seperti tidak ada waktu. Bahkan, tidak ada titik antara masa lalu dan masa depan, sehingga segala sesuatu yang terjadi di sekeliling kita adalah pada saat ini. Menarik bukan, fellas?
Pada saat kita sudah menerapkan prinsip living in present moment dalam aktivitas sehari-hari, ada beberapa manfaat yang bisa kita rasakan, diantaranya:
- Mengurangi stres yang negatif
- Mengurangi rasa sakit yang berdampak pada kesehatan diri
- Mengatasi emosi negatif, seperti ketakutan dan kemarahan
- Mengalami kedamaian dan ketenangan [x]batin
- Memiliki sudut pandang yang berbeda, yaitu hidup menjadi lebih menyenangkan, indah, dan bebas tanpa terjebak pada pikiran kita sendiri
- Meningkatkan rasa cinta dan menghargai terhadap apa terjadi di sekitar kita
- Menghindari konflik dalam menyelesaikan masalah
- Lebih mudah menyerap pengetahuan baru dan mempelajari keterampilan baru
- Secara tidak langsung, kamu menjadi manusia yang lebih kuat dan menerima semua pengalaman yang pernah terjadi dengan bijak!
Lalu, bagaimana caranya agar kita dapat menerapkan mindset living in the present moment?
Aktivitas sehari-hari yang kamu jalani, pengalaman di masa lalu, dan pandanganmu tentang masa depan memang terkadang bisa muncul di saat-saat tertentu. Namun, dengan memahami arti dari present moment, kamu akan merasakan sesuatu yang berbeda ketika menghadapinya!
Ada beberapa tips yang bisa kamu lakukan agar dapat memiliki mindset living in present moment, di antaranya adalah:
- Berlatih untuk mengatasi pekerjaan dengan monotasking yaitu menyelesaikan satu pekerjaan di satu waktu.
- Cobalah untuk latihan pernafasan dan fokus pada pernapasan tersebut, sehingga dapat membantu kamu untuk lebih tenang dalam mengerjakan tugas
- Cobalah untuk menutup setiap media sosial yang kamu miliki dan matikan notifikasinya
- Kenalilah apa yang dibutuhkan oleh tubuhmu. Misalkan kamu merasa lelah, sehingga kamu membutuhkan istirahat yang penuh agar energimu kembali lagi.
- Buatlah journaling yang berisi rasa bersyukur kamu apa yang telah kamu hadapi dalam hidup
- Lakukan kegiatan apapun yang kamu suka dan bermanfaat, seperti melakukan hobi atau belajar hal baru
- Memahami bahwa setiap masalah belum tentu memiliki jawaban dan tidak bisa memprediksi masa depan. Kita akan memahaminya jika kita berani untuk terus melakukan dan mencoba memahami peristiwa yang kita alami selama hidup!
Nah, itulah cara menerapkan mindset living in the present moment dalam menghadapi berbagai aktivitas di sekeliling kita! Semoga dengan mengenal mindset ini, hidupmu menjadi lebih indah ya…!
Penulis: Shania Amalia Hafta
Editor: Zandha
Desain:
SEO Editor:
Referensi:
- Ackerman, C. (2018, 22nd October). How to Live in the Moment: 35+ Tools to Be More Present. positivepsychology.com. Retrieved from: https://positivepsychology.com/present-moment/ .
- Ferguson, S. (2022, 11th September). How to Live In The Moment And Be More Present. psychcentral.com. Retrieved from: https://psychcentral.com/blog/what-it-really-means-to-be-in-the-present-moment .
- Moore, C. (2019, 30th December). What Is Negativity Bias and How Can It Be Overcome?. positivepsychology.com. Retrieved from: https://positivepsychology.com/3-steps-negativity-bias/ .
- Putra, A. (2019, 2nd December). Hormon Kortisol (Hormon Stres): Definisi, Fungsi, dan Cara Mengendalikannya. sehatq.com. Retrieved from: https://www.sehatq.com/artikel/definisi-hormon-kortisol-atau-hormon-stres-dan-cara-mengendalikannya .
- Perry, E. (2022, 10th March). Here and now: Discover the benefits of being present. betterup.com. Retrieved from: https://www.betterup.com/blog/how-to-be-present .
- Sharpe, R. (2021, 26th October). Live In the Moment: 10 Ways to Live In the Present. declutterthemind.com. Retrieved from: https://declutterthemind.com/blog/live-in-the-moment/.
- Smith, E. (2022, 25th March). What is Negative Thinking? How It Destroys Your Mental Health. healthyplace.com. Retrieved from: https://www.healthyplace.com/self-help/positivity/what-is-negative-thinking-how-it-destroys-your-mental-health .
- Star, K. (2020, 11th October). Negative Thinking Patterns and Your Beliefs. Verywellmind.com. Retrieved from: https://www.verywellmind.com/negative-thinking-patterns-and-beliefs-2584084 .