I Am Okay Indonesia

Mengkritik Diri Sendiri, Penting Nggak Sih?

Fellas, apakah kalian pernah merasa insecure sehingga berakhir pada mengkritik diri sendiri atau bahkan menyalahkan diri sendiri? Sebagian besar dari kita mungkin sudah akrab dengan pikiran-pikiran mengganggu yang seolah memberi tahu bahwa kita memiliki kekurangan.

Namun, kalian tahu nggak sih kalau hal ini disebut dengan inner critic? Kira-kira, mengkritik diri sendiri itu penting nggak sih? Yuk, cari tahu lebih lanjut di artikel ini!

Apa Itu Inner Critic?

Dalam psikologi, inner critic merupakan sebuah konsep yang menggambarkan tentang suara-suara yang timbul dari dalam diri seseorang. Suara internal tersebut dapat berupa penilaian negatif, menghakimi, atau merendahkan diri secara mendalam baik itu karena kesalahan, ketidaksengajaan, maupun hal-hal yang pernah dilakukan.

Pada umumnya, penilaian tersebut meliputi perasaan seseorang yang merasa dirinya tidak berharga dan perasaan bersalah karena tidak mampu memenuhi standar yang tidak realistis.

Inner critic ini dapat muncul sebagai akibat dari tekanan dan ekspektasi yang tinggi dari orang lain yang diterima oleh seseorang. Selain itu, perfeksionisme juga dapat menjadi penyebab dari munculnya inner critic.


Apakah Inner Critic Itu Penting?

Mengkritik diri sendiri merupakan hal yang wajar karena hampir semua orang pasti pernah melakukannya atas berbagai alasan dan pertimbangan. Sebagian orang mungkin percaya bahwa proses reflektif dan introspeksi diri secara mendalam menjadi penting terutama untuk memotivasi diri kita.

Inner critic dapat membawa dampak positif apabila dilakukan dengan cara yang tepat dan dengan tujuan untuk mengevaluasi kekuatan dan kelemahan diri secara seimbang.

Dengan begitu, kritik tersebut akan menjadikan diri kita lebih baik dari sebelumnya. Akan tetapi, jika inner critic dilakukan secara berlebihan, hal tersebut dapat membawa kita pada toxic inner critic bahkan hingga self-blaming.

Seperti Apa Dampak Dari Inner Critic?

Mampu memberikan kritik terhadap diri sendiri menandakan bahwa kita memiliki kesadaran untuk melakukan refleksi dan evaluasi diri. Akan tetapi, tahukah kalian kalau kritik yang berlebihan terhadap diri sendiri juga dapat menjadi bumerang yang bahkan bisa memengaruhi kondisi mental?

Terlalu keras dalam mengkritik diri sendiri nyatanya hanya akan membuat kita menjadi rendah diri akibat penilaian negatif terhadap diri sendiri. Selain itu, kritik yang terlalu keras hanya membuat kita fokus pada kekurangan, bukan pada hal-hal yang sebenarnya masih bisa diperbaiki.

Sayangnya, masih banyak dari kita yang tidak menyadari bahwa terkadang kritik yang kita berikan justru menjadi bumerang untuk diri kita sendiri.  

Tanda-Tanda Toxic Inner Critic

  1. Kerap memikirkan kesalahan yang telah berlalu
    Melakukan kesalahan adalah hal yang manusiawi. Oleh sebab itu, mendramatisasi kesalahan yang telah berlalu dengan terus memikirkannya merupakan inner critic yang perlu untuk dihindari.
  2. Terlalu sering melabeli diri sendiri dengan perkataan negatif
    Ketidaksempurnaan dalam diri mampu membuat kita merasa tidak berharga hingga melabeli diri sendiri dengan sejumlah kalimat negatif.
  3. Selalu membandingkan diri dengan orang lain
    Kritik yang terlalu keras akan berdampak pada munculnya kecenderungan untuk selalu membandingkan diri dengan orang lain. Sebagai imbasnya, kita tidak akan pernah merasa puas pada diri sendiri dan terobsesi untuk bisa lebih unggul dari orang lain.
  4. Menerapkan standar yang terlalu tinggi terhadap diri sendiri
    Ekspektasi dan standar yang tinggi justru seringkali menghancurkan kita apabila kita tidak mampu mengontrolnya dengan seimbang.

Bagaimana Cara Menangani Inner Critic?

Inner critic dapat menjadi toksik apabila kita terlalu sering mengaitkannya dengan penilaian negatif terhadap diri sendiri. Oleh sebab itu, inner critic perlu untuk dilawan dengan memberikan afirmasi positif dan apresiasi terhadap diri sendiri. Yuk, perlahan-lahan berhenti untuk terlalu keras mengkritik diri sendiri dan mulai yakinkan dirimu bahwa kamu berharga!


Penulis: Shellta Mallarangi
Editor: Lala
Desain:
SEO Editor: Noviarazm


Referensi:

  1. Eddins, R. (2016, May 17). Working with your inner critic. Psychcentral.com. Retrieved from https://psychcentral.com/lib/working-with-your-inner-critic#1
  2. Hunt, E. (2021, January 6). Silence your inner critic: a guide to self-compassion in the toughest times. Theguardian.com. Retrieved from https://www.theguardian.com/lifeandstyle/2021/jan/06/silence-your-inner-critic-a-guide-to-self-compassion-in-the-toughest-timesNovembrilianti, I. C. (2021, July 4).
  3. 5 Tanda kamu termasuk sosok yang terlalu keras dalam mengkritik diri. IDN TIMES. Retrieved from https://www.idntimes.com/life/inspiration/izah-cahya-novembrilianti/terlalu-keras-mengkritik-diri-c1c2