Rasa Takut – Apakah kamu pernah menonton film Disney: Inside Out? Kamu pasti kenal dengan si ungu, ‘Fear’. Sebagaimana kenyataannya, tokoh Fear merupakan penggambaran salah satu emosi yang mengendalikan rasa takut pada manusia.
Seperti halnya empat emosi dasar lainnya, ternyata rasa takut memegang peranan yang tak kalah penting lho, fellas!
Sayangnya, stigma yang beredar pada masyarakat tentang rasa takut seringkali keliru. Orang yang penakut biasanya dianggap sebagai seseorang yang lemah.
Sebaliknya, orang yang mengaku tidak takut apapun dipandang sebagai seseorang yang keren. Nyatanya, rasa takut juga turut berkontribusi untuk kebaikan kita, lho! Yuk simak penjelasan tentang rasa takut berikut ini.
Apa Sih Rasa Takut Itu?
Rasa takut merupakan salah satu dari lima emosi dasar pada manusia. Ketakutan merupakan emosi yang akan timbul secara alamiah pada setiap manusia tanpa terkecuali.
Sederhananya, rasa takut bertugas untuk memberikan alarm pada manusia akan adanya ancaman bahaya, baik secara fisik maupun psikologis. Dengan itu, rasa takut membantu menggerakkan manusia untuk mengatasi potensi yang dirasa dapat membahayakan dirinya.
Perasaan takut yang sering kita alami dapat dibedakan menjadi dua reaksi utama, yaitu reaksi biokimia dan emosional. Reaksi biokimia dari rasa takut merupakan reaksi yang menghasilkan reaksi fisik otomatis, seperti tubuh berkeringat dan jantung berdebar, sedangkan reaksi emosional merupakan reaksi yang justru dapat memberikan kebahagiaan kepada kita pada saat menghadapi rasa takut. Misalnya, beberapa orang mungkin merasa bahagia saat naik roller coaster atau saat menonton film horor.
Di balik perannya sebagai pelindung manusia dari ancaman bahaya, perasaan takut yang berlebihan akan sesuatu malah akan membuat kita merasa terjebak dan mencegah kita melakukan sesuatu yang kita inginkan. Ketakutan yang telah terkonversikan menjadi kecemasan dapat mengganggu proses di otak kita yang memungkinkan kita untuk mengatur emosi, membaca isyarat non-verbal dan informasi lain yang disajikan kepada kita, merenung sebelum bertindak, dan bertindak secara etis.
Hal ini berdampak pada pemikiran dan pengambilan keputusan kita secara negatif, yang mana membuat kita rentan terhadap emosi yang intens dan reaksi impulsif. Jika kamu merasakan kecemasan berlebihan seperti ini, harap segera konsultasikan kepada ahlinya ya, fellas!
Mengapa Kita Merasakan Takut?
Selain dapat ditimbulkan dari ancaman yang nyata, rasa takut dapat disebabkan oleh pengalaman traumatis di masa lalu, bahkan imajinasi kita akan sesuatu ternyata juga bisa membuat kita merasa ketakutan, lho! Secara ilmiah, rasa takut bermula dari bagian otak yang disebut amygdala.
Salah satu jurnal yang diterbitkan oleh Smithsonian Institution menjelaskan bahwa stimulus rasa takut diibaratkan sebagai predator yang mengaktifkan bagian amygdala pada otak. Hal tersebut kemudian memicu manusia untuk bergerak memerangi stimulus tersebut. Proses ini juga memicu pelepasan hormon stres dan sistem saraf simpatetik.
Perasaan takut yang kita alami pun dapat berbeda tergantung kondisi. Jika kamu sedang berhadapan dengan singa di alam liar, kamu mungkin akan ketakutan dan memilih untuk melarikan diri. Akan tetapi, melihat singa di kebun binatang justru akan menimbulkan perasaan lucu dan menggemaskan.
Hal ini karena saat kamu melihat singa di kebun binatang, bagian otak lain meredam ketakutan di amygdala dan menerjemahkan bahwa situasimu saat melihat singa di kebun binatang tidak akan membahayakanmu.
Bagaimana Menghadapi Rasa Takut?
Meskipun rasa takut berperan baik bagi kehidupan kita, perasaan takut terkadang membuat kita merasa tidak nyaman dalam menjalani kehidupan. Oleh karena itu, berikut beberapa hal yang dapat kamu lakukan saat merasakan takut.
- Berlatih Memanajemen Stres
Hal pertama yang dapat kamu lakukan saat merasakan rasa takut adalah berlatih untuk memanajemen stresmu dengan baik. Ketika kamu mulai merasakan perasaan takut yang mengganggu, cobalah untuk mengatur alur napasmu dan berikan afirmasi positif kepada dirimu untuk membantu membuatmu menjadi lebih tenang.
- Lakukan Identifikasi
Ketika perasaanmu sudah terkendali, cobalah untuk mengidentifikasi rasa takut yang kamu alami. Pahami mengapa kamu bisa merasakan rasa takut itu dan tanamkan dalam dirimu bahwa tidak semua yang kamu pikirkan akan terjadi. Bisa jadi, hal-hal yang kamu takutkan hanyalah sebatas imajinasimu saja.
- Hadapi Rasa Takutmu
Menghadapi rasa takut dapat dilakukan dengan menjalankan aktivitas yang berkaitan dengan rasa takutmu. Dengan secara perlahan memberanikan diri menghadapi rasa takut itu, lama-lama kamu akan terbiasa dan menyadari bahwa hal-hal buruk yang selama ini kamu bayangkan ternyata hanya ada di pikiranmu saja.
- Lakukan Pengobatan dengan Ahlinya
Jika kamu merasa ketakutanmu sangat mengganggu aktivitas dan kehidupanmu, jangan takut untuk datangi orang-orang yang bisa membantumu, seperti psikolog, psikiater, atau terapis. Ceritakan apa yang kamu alami secara jujur dan mereka akan membantumu untuk berdamai dengan rasa takutmu.
Penulis: Azmihhanifa
Editor: Zandha
Desain: Hemal
SEO Editor: Adinda Zahra
Referensi:
- Fritscher, L. (2022, Februari 10). What Is Fear. Verrywellmind. https://www.verywellmind.com/the-psychology-of-fear-2671696
- N.N. (N.D). Fear. PaulEkmanGroup. https://www.paulekman.com/universal-emotions/what-is-fear/
- Evans, O., G. (2022, Januari 04). What Is Fear. SimplyPsychology. https://www.simplypsychology.org/what-is-fear.html
- Delagran, R. (N.D.). Impact of Fear and Anxiety. University of Minnesota. https://www.takingcharge.csh.umn.edu/impact-fear-and-anxiety
- Djie, A. (2019, Juni 07). Ketakutan Berlebihan? Tenangkan Diri dan Ketahui Cara Mengatasinya. SehatQ. https://www.sehatq.com/artikel/cara-mengatasi-ketakutan-berlebihan
- Javanbakht, A. & Saab, L. (2017, Oktober 27). What Happens in the Brain When We Feel Fear. Smithsonianmag. https://www.smithsonianmag.com/science-nature/what-happens-brain-feel-fear-180966992/