Coba bayangkan satu aja orang yang bagimu cukup penting di kehidupan kamu, bisa orangtua, pacar, teman, rekan kerja, bias, idol, atau siapapun.cialis senza ricetta
Udah?
Sekarang, coba jawab pertanyaan di bawah ini.
Kamu tau apa kesukaan dia?
Kamu tau apa yang dia gak suka?
Kalau cita-citanya, apakah kamu tau?
Dia suka kesel karena hal apa sih?
Biasanya dia paling suka ngomongin apa atau melakukan hal apa sih?
Kamu bisa jawab berapa nih?
Sekarang, kalau pertanyaan-pertanyaan tadi diajukan ke diri kamu, gimana? Apa yang kamu suka? Apa yang kamu gak suka? Cita-cita kamu apa? Hal yang suka bikin kamu kesel apa? Kamu paling suka ngomongin apa atau melakukan apa, sih?
Lebih banyak pertanyaan bagian pertama atau bagian kedua nih yang bisa kamu jawab?
Sepele, yah, kelihatannya? Tapi mungkin pertanyaan-pertanyaan tadi meninggalkan jejak di pikiranmu, yang membuat kamu bertanya-tanya, “Sebenernya, aku udah kenal belum ya dengan diriku sendiri? Sudah sejauh apa sih kenalnya?”
Mengenal Kesadaran Diri (Self Awareness)
Pertanyaan-pertanyaan tadi mungkin bisa kamu jawab dengan mantap kalau kamu berlatih mengembangkan kesadaran diri. Kesadaran diri adalah kemampuan untuk melihat diri sendiri secara objektif dan jelas melalui introspeksi dan refleksi. Kesadaran diri meliputi kemampuan untuk mengamati pikiran, perasaan, emosi, dan kondisi diri sendiri.
Gimana caranya, tuh?
Biasanya, kita menjalani rutinitas secara otomatis. Mungkin, rutinitas kamu adalah bangun pagi (yang sangat kamu sesali), mandi, sarapan, kuliah (yang sering kamu tinggal tidur karena bosan), dan rapat organisasi (yang cukup menghibur). Setiap hari, mungkin perasaan kamu diawali dengan cukup buruk tetapi membaik seiring berjalannya hari.
Nah, pernahkah kamu berhenti sejenak dari kesibukan kamu dan bertanya ke diri sendiri, “Kenapa bisa begitu ya? Ada kejadian apa yang menyebabkan emosiku cenderung buruk di awal hari? Kok aku kalau bosan tidur ya, kenapa gak melakukan hal lain? Kok semakin malam energiku semakin banyak dan perasaanku semakin positif, ya?”?
Itu, tuh, contoh dari mengamati pikiran, perasaan, emosi, dan kondisi diri. Gimana, susah atau mudah?
Dua Jenis Kesadaran Diri
Ternyata, kesadaran diri ini ada dua, yaitu:
- Kesadaran diri internal
Artinya, seberapa sadar kamu tentang dirimu sendiri, seperti pikiran, perasaan, nilai-nilai yang kamu bawa, seberapa sesuai nilai-nilai tersebut dengan perilaku atau kegiatan yang kamu lakukan, dan reaksimu terhadap sesuatu.
- Kesadaran diri eksternal
Artinya, seberapa paham kamu mengenai bagaimana orang lain melihat kamu. Seperti apa orang melihat pikiran dan perasaanmu, nilai-nilaimu, dan reaksimu menghadapi sesuatu. Memangnya ini penting? Sebagai makhluk sosial, hidup kita jelas tidak bisa terpisahkan serta sangat berpengaruh dan dipengaruhi orang di sekitar kita. Orang yang memiliki kesadaran diri eksternal yang baik bisa lebih berempati dan memiliki perspektif yang lebih fleksibel.
Manfaat Kesadaran Diri
Emangnya buat apa sih kaya gitu tuh? Hidup mah jalanin aja, gausah banyak dipikirin!
Mungkin sekilas terlihat berat dan menyusahkan, ya? Akan tetapi, percayalah, manfaatnya juga terasa banget! Contohnya..
- Kesadaran diri bisa memprediksi kesuksesan seseorang dalam hidup karena dia jadi tahu kapan sebuah kesempatan cocok dengan potensinya dan bagaimana dia memaksimalkan potensinya untuk mendapatkan kesempatan tersebut.
- Kesadaran diri juga membuat kita lebih percaya diri dan kreatif
- Kita bisa membuat keputusan dengan lebih yakin dan membangun hubungan yang lebih kuat.
- Meningkatkan kendali diri alias mengurangi tindakan impulsif, mulai dari belanja online berlebihan sampai telepon mantan kalau lagi kangen… ups.
- Dapat berkomunikasi lebih baik
- Bekerja dan berkarya dengan lebih proaktif dan produktif
Gimana, udah mulai pengen belum?
Cara Meningkatkan Kesadaran Diri
Pengen sih.. Tapi, emang bisa?
Memang tidak mungkin untuk benar-benar bisa melihat diri sendiri dengan objektif. Namun, hal ini bisa dilatih dan dikembangkan agar kemampuan ini bisa semakin baik. Caranya?
- Tanyakan “apa”, bukannya “kenapa” ke dirimu
Pertanyaan “kenapa” sering kali memicu kritik kepada diri serta pikiran negatif dan nonproduktif. Sebaliknya, pertanyaan “apa” membantu kita objektif, fokus, dan mendorong kita untuk menyelesaikan tantangan.
Misalnya, dibanding bertanya, “Kenapa sih, aku gak menikmati kuliah aku? Kenapa aku tidur terus sih kalo kelas?”, kamu bisa bertanya, “Apa ya yang membuat aku sulit menikmati kuliah? Situasi apa lagi sih yang biasanya sulit kunikmati? Kesamaannya apa ya? Apa yang bisa kulakukan untuk menyelesaikan tantangan ini ya?”
- Journalling
Tidak sekadar journaling biasa, kali ini coba fokus dengan menuliskan hal apa yang sudah kamu ketahui mengenai dirimu, meskipun trivialnya hal tersebut. Bisa mulai dari hobi, makanan kesukaan, love language, me time ala kamu, atau apapun! Tidak perlu membatasi apa yang kamu tulis. Setelah itu, cari tahu apa yang belum kamu ketahui dan ingin kamu ketahui dari diri kamu. Kalau sudah terpetakan jelas seperti itu, kamu bisa mengorganisasikan waktu dan kegiatanmu agar lebih terarah sesuai hal tadi.
- Tanya pada orang dekat
Selain merefleksikan diri secara internal, bertanya ke orang yang dekat denganmu seperti sahabat, rekan kerja, pasangan, keluarga, dan sebagainya juga bisa membantumu melihat bagaimana dirimu dari sudut pandang mereka.
Selamat menempuh perjalanan mengenal dan menemukan dirimu, ya!
Penulis: Shafira Izqiva R
Editor: Noor Faai’zah
Desain: Keke
Referensi:
- Ackerman, C. E., MA. (2021, April 8). What Is Self-Awareness and Why Is It Important? [+5 Ways to Increase It]. PositivePsychology.Com. https://positivepsychology.com /self-awareness-matters-how -you-can-be-more-self-aware/
- Eurich, T. (2021, April 14). What Self-Awareness Really Is (and How to Cultivate It). Harvard Business Review. https://hbr.org/2018/01 /what-self-awareness -really-is-and-how-to-cultivate-it
- Ma, L. (2019). What Is Self-Awareness, and How Do You Get It? Psychology Today. https://www.psychologytoday.com /us/blog/click-here-happiness /201903/what-is-self-awareness -and-how-do-you-get-it