Fellas, apakah saat ini kamu sedang dalam proses PDKT? Biasanya, proses ini dapat membuat pasangan memunculkan rasa cinta dan kasih sayang yang luar biasa untuk ke jenjang hubungan yang lebih serius.
Kalau pernah mengenal istilah bucin atau budak cinta, biasanya akan melakukan apapun demi pasangannya. Tetapi, fellas tahu nggak sih, kalau proses PDKT itu bisa dimanfaatkan oleh beberapa orang untuk melakukan love bombing? Terus, apa sih, love bombing sebenarnya? Yuk, simak penjelasan lengkapnya supaya kamu nggak jadi korbannya!
Apa itu Love Bombing?
Love bombing adalah proses manipulasi yang ditujukan pada emosi seseorang seseorang untuk mendapatkan kontrol diri dari orang tersebut. Proses ini juga sebagai upaya untuk mempengaruhi pasangannya dengan menampilkan perhatian dan kasih sayang yang luar biasa agar dapat mencapai apa yang diinginkan, baik itu dalam bentuk verbal maupun non verbal.
Saat ini, love bombing sudah sering dilakukan melalui media sosial. Kecanggihan teknologi yang dapat menghubungkan manusia dimanapun dan kapanpun menjadi salah satu faktor terjadinya love bombing.
Cara pelaku love bombing untuk mengenali targetnya adalah, mereka mencari seseorang dengan harga diri yang rendah. Kemudian, melakukan eksploitasi dengan berbagai bentuk agar menjadi ketergantungan sehingga mereka bisa mengontrol diri target.
Pada dasarnya, manusia membutuhkan rasa aman dan nyaman dengan dirinya sendiri. Terutama, mendapatkan pasangan yang bisa memahaminya. Namun, sulit untuk merasakannya jika memiliki harga diri yang rendah. Sehingga, seseorang rentan untuk menjadi target love bombing.
Love Bombing Ditinjau dari Perspektif Psikologi
Menurut Ilmuwan Psikologi, love bombing dikaitkan dengan perilaku narsisme. Seseorang dengan narsisme yang tinggi merasa bahwa dirinya harus mendapatkan keunggulan, terutama ketergantungan pada pasangan.
Ketika itu berhasil, mereka merasa bangga. Orang dengan narsisme yang tinggi juga suka memberikan pujian berlebihan pada seseorang dengan harapan orang tersebut memberikan pujian juga padanya.
Beberapa Ilmuwan Psikologi juga mengatakan, orang dengan narsisme memiliki tujuan utama terkait sebuah hubungan, diantaranya adalah:
- Mengelola harga diri mereka
- Menciptakan konsep diri yang positif
- Menghasilkan perilaku dan konsep pribadi yang positif
Kesimpulannya adalah, orang dengan narsisme akan mencari validasi untuk dirinya sendiri dengan memanipulasi pasangannya dengan bentuk apapun sesuai apa yang menjadi tujuan mereka. Ada juga konsep lain yang mengatakan, bahwa love bombing memiliki beberapa siklus yang memungkinkan akan terjadi pengulangan, diantaranya adalah:
- Fase Idealizing
Ketika pasangan memberikan pujian, hadiah, dan perhatian sebagai tahap awal sebuah hubungan. Salah satu pihak menginginkan sebuah komitmen awal yang telah dibuat. Namun, ketika target mencoba memberikan batasan, pelaku tidak mengizinkannya. Sehingga, menimbulkan rasa kendali diri yang kuat, rasa marah, dan emosi negatif di dalam sebuah hubungan. - Fase Devaluing:
Yaitu ketika salah satu pasangan membuat target agar merasa terisolasi dan bergantung pada pelaku atau ‘Sang Manipulator’ ini. Target diberikan curahan kasih sayang dan cinta agar target rela memberikan apapun kepada pelaku agar ‘Sang Manipulator’ ini tetap mencintainya. - Fase Discarding:
Fase ini berkaitan dengan tindakan yang ingin dilakukan oleh target dan pelaku. Pertama, target tidak lagi dapat memenuhi keinginan pelaku. Kedua, target memberontak pada aturan dan perlakuan yang direncanakan ‘Sang Manipulator’ dengan cara ghosting, yaitu menghilang dalam waktu yang lama.
Ketiga, menimbulkan beberapa kemungkinan pada diri pelaku terkait kondisi yang ada, apakah pelaku mampu untuk memanipulasi target kembali, atau memilih tidak melanjutkannya lagi dan membiarkan target pergi.
Untuk membantu Fellas pulih dari love bombing, ada beberapa cara yang bisa dilakukan, diantaranya adalah:
- Memutuskan kontak
Jika kamu punya pasangan atau mantan yang pernah melakukan love bombing, buatlah batas darinya. Jika kamu ingin mencoba berkomunikasi dengannya, sampaikan bahwa perilaku tersebut termasuk dalam bentuk pelecehan.
Kamu juga bisa memberikan edukasi love bombing dengan penyampaian yang mudah dipahami. Dengan ini, pelaku pelan-pelan memahami niat target dan menghilangkan tujuan untuk melakukan eksploitasi pada target. - Terhubung kembali dengan keluarga dan tema
Target yang masih terbayang tentang peristiwa love bombing yang terjadi padanya mungkin akan melakukan isolasi dan menjauh dari lingkungan sekitarnya.
Hal yang bisa kamu lakukan, ajaklah target untuk berkomunikasi dengan keluarga dan teman-teman terdekat. Bersama dengan target, kamu bisa membangun diskusi bersama teman dan keluarganya tentang perilaku love bombing. Dengan ini, target bisa mendapatkan sudut pandang baru ataupun nasihat yang berharga untuk dirinya. - Meningkatkan self awareness
Berikan edukasi terkait dengan self-awareness setelah kejadian tersebut kepada target. Dengan saling berdiskusi terkait self-awareness, target akan belajar untuk lebih menjaga diri dari fenomena love bombing.
Nah, itulah pembahasan tentang love bombing! Kira-kira, Fellas udah udah punya gambaran belum tentang fenomena ini? Jadi, please stay alert fellas! Jangan sampai kamu jadi korban atau pelaku dari love bombing ini! Semoga setelah mengetahui informasi ini, PDKT kamu jadi lebih heartwarming, ya!
Penulis: Emithadwisaa
Editor: Shania Amalia Hafta
Desain:
SEO: Novia Razmuliani
REFERENSI:
- Hagan, E. (2017). The danger of manipulative love-bombing in a relationship. Psychological Today. https://www.psychologytoday.com/us/blog/reading-between-the-headlines/201703/the-danger-manipulative-love-bombing-in-relationship
- Lawrenz, L. (March, 10th 2022). Spotting Narcissistic Love Bombing: What It Is – and Isn’t. psychcentral.com. Retrieved from: https://psychcentral.com/disorders/narcissistic-personality-disorder-love-bombing
- PsychologyTodayStaff. Love Bombing. Psychologytoday.com. Retrieved from: https://www.psychologytoday.com/us/basics/love-bombing. (Access on December, 19th 2022).
- Rachman, F. (2022). Mengenal love bombing, salah satu tanda cinta yang manipulatif. Satu Persen. https://satupersen.net/blog/love-bombing
- Strutzenberg, C., Mosely, J., Jozkowski, K., & Becnel, J. (2017). Love-Bombing: A Narcissistic Approach to Relationship Formation. Discovery, The Journal of Dale Bumpers College of Agricultural, Food and Life Sciences. Vol. 18 (14), pp. 81-89. Retrieved from: https://scholarworks.uark.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=1013&context=discoverymag .