I Am Okay Indonesia

Terlalu Berambisi Ketika Melakukan Pekerjaan? Intip Beberapa Tips Mengurangi Hustle Culture!

Pernahkah fellas berpikir bahwa, kalian hanya bisa mencapai kesuksesan ketika benar-benar berdedikasi penuh untuk pekerjaan dan bekerja keras?

Hal ini tidak sepenuhnya salah, namun segala hal yang berlebihan itu tidak baik, begitu pula dengan kerja keras. Apabila seseorang bekerja terlalu keras atau terlalu work-oriented akan menyebabkan hustle culture.

Apa Itu Hustle Culture

Menurut salah satu pakar psikologi, hustle culture adalah budaya yang membuat seseorang menganut workaholic dalam kehidupan karirnya (Setyawati, 2020). Mereka adalah orang yang memiliki prinsip untuk bekerja terlalu sangat keras.

Secara etimologis, hustle culture merupakan gabungan dari dua kata yaitu hustle yang berarti aksi energik yang mendorong seseorang untuk bersikap agresif dan culture yang berarti budaya. 

Pada era digital dan teknologi saat ini, orang-orang suka melakukan life update untuk menunjukkan bentuk kerja keras yang dilakukan. Kadang-kadang, bisa menimbulkan rasa iri dan tersaingi, sehingga sifat hustle culture bisa menular pada orang lain.

Prinsip pertama yang harus diketahui adalah, kerja keras tidak selalu berdampak positif. Ketika kerja keras dilakukan sesuai dengan porsinya, akan memberikan dampak baik untuk individu yang bersangkutan.

Namun, ketika bekerja terlalu keras tanpa memikirkan hal lain, seperti tidak memperhatikan kesehatan fisik hingga bekerja tanpa pernah beristirahat, dapat membuat fisik maupun mental menjadi memburuk.

Individu dengan hustle culture memilih untuk mendedikasikan hidupnya secara penuh untuk pekerjaan dan mengesampingkan kebutuhan dirinya sendiri.

Penyebab Munculnya Hustle Culture 

Ada beberapa hal yang menyebabkan munculnya hustle culture, diantaranya yaitu : 

  1. Toxic Positivity 
    Seseorang menjadi selalu positif, tidak peduli sesulit apapun keadaan atau kondisi yang dialami. Mereka menjadi memaksakan diri untuk selalu positif dengan menekan atau memendam emosi negatif yang dimiliki. 
  1. Kurang mengenali diri sendiri
    Ketika seseorang sudah mampu mengenali diri sendiri, maka akan mudah bagi orang tersebut untuk mengetahui apa yang diinginkan, misalnya career goals seperti apa yang dicapai.
    Sebaliknya, ketika seseorang tidak mengenali diri sendiri, akan membuat dirinya tidak memahami apa yang dirinya inginkan, sehingga memilih untuk bekerja dengan sangat keras. 
  1. Perkembangan teknologi 
    Budaya hustle culture kadang membuat individu lainnya tidak mau kalah. perkembangan teknologi memudahkan seseorang untuk melakukan hustle culture. Karena pekerjaan dapat dilakukan dengan mudah, dimanapun dan kapanpun, membuat seseorang menjadi lebih mudah untuk melakukan hustle culture
  1. Adanya standar sosial di masyarakat 
    Masyarakat masih banyak yang menganggap bahwa frekuensi kesibukan seseorang menjadi tolok ukur kesuksesan dari seseorang. Misalnya, seseorang yang sangat sibuk dianggap lebih sukses. Sehingga, mau tidak mau, individu akan berusaha untuk memenuhi standar sosial yang tercipta ini.

Dampak adanya Hustle Culture 

Beberapa hal yang muncul karena dampak dari adanya hustle culture diantaranya adalah: 

  1. Burnout 
    Seseorang mengalami kelelahan di level maksimal, baik dari segi fisik, emosi, dan mental. Salah satu penyebabnya adalah terlalu fokus pada pekerjaan tanpa memikirkan diri sendiri.
    Hadirnya burnout dapat membuat motivasi menurun, sehingga menjadi tidak produktif di tempat kerja atau menjadi sering menunda untuk melakukan suatu pekerjaan. 
  1. Kondisi yang tidak baik-baik saja pada tubuh 
    Seberapa kuat seseorang merasa dirinya mampu, ada saatnya tubuh merasa lelah. Ketika hustle culture terjadi, biasanya orang tidak akan memperhatikan kondisi fisik maupun mental, pola makan yang tidak teratur bahkan pola tidur berantakan. Karena hal ini, akan muncul kelelahan pada diri sendiri, dan berdampak buruk pada kondisi tubuh. 
  1. Tidak memiliki waktu untuk diri sendiri
    Seseorang yang hustle culture cenderung mendedikasikan diri sepenuhnya pada pekerjaan. Sehingga, akan memunculkan kecenderungan tidak memiliki waktu untuk dirinya sendiri. Hal ini, juga akan menyebabkan dampak buruk kedepannya. 
  1. Selalu merasa tidak puas dengan hasil kerja yang dilakukan 
    Ketika seseorang terlalu fokus dan bekerja keras untuk suatu pekerjaan, akan muncul kecenderungan bahwa orang tersebut tidak akan puas dengan hasil pekerjaannya.
    Individu akan selalu merasa kurang dengan hasil pekerjaannya, sehingga membuat individu akan terus berusaha keras untuk merasa puas akan hal tersebut.

Sebenarnya, tidak ada yang salah dari seseorang yang bekerja keras untuk sebuah kesuksesan, namun segala hal yang berlebihan pada dasarnya memang tidak baik.  Nah, berikut adalah beberapa tips atau cara untuk fellas agar tetap bisa bekerja keras namun tidak mengarah pada hustle culture, diantaranya yaitu :

  1. Fokus pada diri sendiri
    Bagi fellas yang suka membandingkan diri sendiri dengan pencapaian orang lain, khususnya di media sosial, akan berpeluang besar untuk terjadinya hustle culture. Sehingga, akan lebih baik untuk fokus pada diri sendiri, mengerti kelebihan dan kekurangan, serta kemampuan pada diri sendiri. 
  1. Tahu batasan diri sendiri 
    Setelah tahap satu yaitu fokus dengan diri sendiri, akan membuat individu mengetahui batas kemampuan diri. Sehingga tidak akan memaksakan apa yang diluar batas kemampuan. 
  1. Memiliki hobi selain pekerjaan 
    Istilah yang lebih familiar yaitu work-life balance. Ketika seseorang memiliki hobi selain pekerjaan, akan membuat orang tersebut otomatis akan mencari waktu luang untuk melakukan hobinya. Sehingga, tidak hanya bekerja dan terus bekerja, namun, kehidupan antara bekerja dan kehidupan pribadi akan seimbang.
  1. Meningkatkan self awareness 
    Self awareness ini penting untuk individu supaya tidak mudah untuk mengikuti standar-standar yang diterapkan di masyarakat. 

Nah, gimana nih fellas sudah cukup tahu kan tentang hustle culture? Oleh karena itu, jangan sampai fellas terjebak dalam hustle culture, ya, karena banyak banget dampak buruknya.


Penulis: Emithadwisaa
Editor: Shania Amalia Hafta
Desain:
SEO: Novia Razmuliani


REFERENSI:

  1. Aliya, H. (2022). Hustle culture : definisi, penyebab, dampak, dan cara menghindarinya. Glints. https://glints.com/id/lowongan/hustle-culture-adalah/#.Y6D2FnZBy5c 
  2. BFI. (2022). Sering terjadi, kenali apa itu hustle culture dan cara menyikapinya. https://www.bfi.co.id/id/blog/sering-terjadi-kenali-apa-itu-hustle-culture-dan-cara-menyikapinya 
  3. Dedy, Y. (2022). Hustle culture. Psychology Binus. https://psychology.binus.ac.id/2022/07/06/hustle-culture/ 
  4. Retnowati, I. (2022). Mengenal hustle culture : budaya gila kerja yang berbahaya. https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-samarinda/baca-artikel/14718/Mengenal-Hustle-Culture-Budaya-Gila-Kerja-yang-Berbahaya.html  
  5. Robinson, B. E. (2019). Kebangkitan dan penggilingan dari hustle culture. Psychology Today. https://www-psychologytoday-com.translate.goog/us/blog/the-right-mindset/201910/the-rise-and-grind-hustle-culture?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=wapp